Setelah bursa capres terkunci di tiga kandidat, kini menyusul bursa calon wakil presiden mulai menghangat. Pasalnya faktor cawapres disebut menjadi kunci mendongkrak elektabilitas untuk lolos pada pemenangan pilpres 2024.
Meski diyakini bisa menjadi kunci kenaikan elektabilitas, sampai saat ini para bacapres, belum mengumumkan siapa kandidat pasangan mereka. Anies Baswedan misalnya, menyiapkan kejutan perihal bacawapres yang akan dipilih untuk mendampinginya. Namun, Anies masih menutup rapat siapa sosoknya.
“Kalau kita kasih kriterianya sekarang, bukan lagi kejutan dong,” ucap Anies Baswedan.
Namun, di sisi lain, Partai Keadlian Sejahtera (PKS) membocorkan ada tiga nama kandidat cawapres yang akan dipilih Anies. Ketua Majelis Syuro, Salim Segaf Al-Jufri, mengatakan, deklarasi cawapres akan dilakukan pada akhir Juni 2023.
Pihak bacapres Prabowo Subianto juga belum mengumumkan siapa dan kapan mengungkap nama yang akan mendampinginya di pilpres 2024. Namun, berbeda dengan dua kandidat lainnya, kubu Ganjar Pranowo justru sedang mencoba menjodohkan Ganjar dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, yang disodorkan oleh PPP kepada PDIP.
Kekuatan ketiga bacapres yang akan berkontestasi di pemilu 2024, memiliki peluang menang yang sama. Oleh karena itu, penentuan cawapres bisa berdampak signifikan. Survei terbaru Poltracking Indonesia, menempatkan Erick Thohir dengan elektabilitas tertinggi sebagai cawapres dengan 16,3%, disusul Sandiaga Uno dengan 14,8%.
Kandidasi dari partai politik saja tidak cukup untuk mengunci kemenangan di pilpres. Dibutuhkan juga pendamping yang memiliki kontribusi besar secara electoral. Karena cawapres harus menutup lobang pasangannya jika ingin memenangkan kontestasi pesta demokrasi.