Warga lereng Gunung Merapi di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, menggelar Tradisi Lebaran Sapi memperingati Syawalan 1444 H atau sepekan setelah Hari Raya Idulfitri.
Ratusan ternak sapi milik warga dikeluarkan dari kandang, kemudian dikumpulkan di titik-titik jalan kampung dan diarak menyusuri desa.
Tradisi Lebaran Sapi sudah berlangsung turun temurun di daerah kawasan lereng Gunung Merapi tersebut. Dengan adanya tradisi itu, warga diharapkan bisa memperlakukan ternak-ternak sapi mereka sebagai layaknya anggota keluarga.
Sebelum diarak, sapi-sapi warga dimandikan dengan air kembang dan wangi-wangian. Setelah itu, sapi dihias dengan pernak-pernik khas lebaran, termasuk kalung ketupat.
Pada penyelenggaraan tahun ini, Syawalan lebaran sapi terasa berbeda. Pasalnya, Pemkab Boyolali telah menjadikan tradisi arak-arakan sapi menjadi aset budaya Kabupaten Boyolali.
Penetapan aset budaya lebaran sapi bahkan telah masuk dalam buku kabupaten “Boyolali Kaya Cerita”.