Jusuf Kalla. Foto: MI/Ardi
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) ke-10 dan ke-12 menilai kebijakan kendaraan listrik harus diselaraskan dengan kesiapan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sebab, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) turut menyumbangkan polusi udara.
"Kalau pembangkitnya tetap PLTU itu hanya pindah emisi dari knalpot mobil ke cerobong PLTU," ujar Wapres JK, saat menghadiri peletakan batu pertema Universitas Paramadina, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa, 23 Mei 2023.
JK menjelaskan pengisian daya kendaraan listrik dilakukan setiap hari. Sehingga sangat mempengaruhi penggunaan batu bara dalam dalam mengoperasikan PLTU.
Namun, JK menekankan ekosistem kendaraan listrik harus dikuasai oleh tenaga kerja dalam negeri. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga kerja asing (TKA), terutama dari Tiongkok.
"Jadi saya hanya minta bangsa ini percaya diri dan saat jadi Wapres saya lakukan itu," katanya.
Sebelumnya, Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menilai kebijakan subsidi kendaraan listrik yang dikeluarkan pemerintah saat ini tidak memberikan rasa keadilan. Sebab, subsidi tersebut cenderung dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu.
"Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik mobil listriknya adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ucap Anies dalam pidato bertajuk Luruskan Jalan, Hadirkan Keadilan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu, 7 Mei 2023.
Anies menekankan pemerintah harus memastikan sumber daya atau pemberian subsidi tersebut tepat sasaran. Selain tak bisa dinikmati masyarakat banyak, kebijakan subsidi mobil listrik saat ini dinilai lebih merusak lingkungan. Sebab, kata Anies, banyak masyarakat menggunakan mobil listrik memakai kendaraannya sendirian.
"Emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak . Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak, sementara mobil memuat orang sedikit," ujar Anies.